10.08.2010

Engsel Kepada Pintu

Have you ever fall in love with goods?
I believe you have and i feel the same way too.
For example I've got crused with cars or clothes.

Then I think, I never crushed with small part of any goods.
I mean I never crushed with moor of cars or button of clothes.
And suddenly I'm questioning myself how sad a moor or button in this life.

So I make a scratch entitled "Engsel kepada Pintu"

Dalam roda kehidupan, aku tak pernah ada di atas atau di bawah.
Bahkan dimana posisiku saat ini pun aku tak punya gambaran.
Mungkin mereka dapat mengeluh kepada Raja Semesta.
Namun aku hanya dapat pasrah akan segala sesuatunya.

Kala pasrah sudah menjadi sandaranku, datanglah sang cinta.
Dia terus menelanjangiku dan membuat pasrah pergi dariku,
karena pasrah terlalu lemah dan malu.
Saat ini cinta mendesakku untuk jujur,
jujur kepada satu-satunya tempat aku bersandar.

Aku tak pernah merasa bosan untuk berkata cinta padanya.
Setiap saat aku selalu berusaha agar rupaku mendukungnya.
Tak pernah lelah pula untuk menopang atau sekedar memeluknya.
Ya, dia memang pintu terhebat yang selalu aku peluk sebagai engselnya.

Musim telah berganti tanpa terhitung oleh memoriku.
Cinta selalu ada untuknya.
Namun di musim terik ini secara tiba-tiba sang galau bertamu.
Menyingkirkan cinta yang sudah habis ranumnya.

Galau menyadarkanku dari lamunan dan harap akan balas cinta dari pintu.
Tersadar...
Kini aku merasa bodoh selalu bermimpi.
Mimpi saat aku dan pintu dapat menjadi sepasang kekasih legendaris.

Pintu terlalu sibuk untuk menerima jamuan dari tangan-tangan indah.
Juga pujian akan kecantikannya.
Sedangkan aku selalu menjadi bagian yang tak terlihat.

Aku memang hanya sebuah engsel yang berperan sebagai pendukung.
Pendukung sang pintu.
Memang sebuah engsel hanya dapat mencinta tanpa pernah dicinta.

-10:04 AM 7 Okt 2010-

No comments: