Hujan kembali datang
malam ini. Begitupun dengan rindu ini.
Tanpa ada pertanda, hanya
rasa yang sama.
Aku ingat akan pesanmu.
Saat itu hujan menyapa bumi yang ditemani panggilan Gusti Allah pasca senja.
Seketika kau berucap:
‘Bersandarlah dan panjatkan sujudmu hanya untuk Allah, yakinlah agar mimpimu
suatu saat akan menjadi kenyataan.
Saat ini hujan Nak, yang
berarti berkahNya berlipat ganda.
Maka pergilah berwudhu
dan sampaikan pujianmu hanya untukNya.’
Bahkan pesanmu itu yang
selalu membuatku mencintai hujan, walaupun banyak manusia lain yang berkeluh kesah.
Ya, aku percaya bahwa
diantara jutaan rintik hujan, terselip jawab atas pintaku kepadaNya.
Dari sekian banyak
pintaku kepadaNya, ada satu hal yang sering kali kuucapkan dalam hati. Aku
memohon kepadaNya agar selalu menjagamu, baik di dunia ini maupun kehidupan
setelahnya.
Aku sangat merindukanmu.
Rindu yang sangat sederhana dari seorang anak kepada mamanya. Rindu untuk
bercerita dan mendapat tanggapan serta dukungan akan semua cita. Rindu untuk dapat
mencium tangan dan meminta restu agar seluruh urusannya dilancarkan.
Terakhir kita bertemu
adalah di bulan kesepuluh tahun 2012. Mungkin orang dapat berkata itu waktu
yang sekejap, tapi bagiku rasanya menahun. Semoga Allah senantiasa mengirimkan
malaikatNya untuk menjagamu dan mengijinkan kita untuk bertemu.
Dalam masa penantian itu,
aku takkan pernah bosan untuk bertanya kepadamu dengan dukungan berbagai macam
teknologi karena jarak masih merupakan jelaga.
Apa kabar, Mam? Anakmu
merindukanmu.
No comments:
Post a Comment