Terlalu banyak yang berpendapat bahwa
“Apabila kau ingin berucap asa pada Tuhan, lakukanlah setelah ibadah yang kau
lakukan. Bukan melalui social media
dimana semua orang dapat membacanya, karena toh Tuhan tidak punya social media.”
Entah mengapa saya tidak pernah
setuju dengan pendapat ini secara utuh. Bahkan terkadang terlalu emosi dan berkomentar atas pendapat beberapa orang ini. Namun saya menyadari itu hak mereka masing-masing untuk mempunyai pendapat. Sama halnya dengan saya.
Sebenarnya pendapat tersebut tidak sepenuh salah. Sekali
lagi, ini hanya pandangan saya yang masih sangat miskin ilmu. Karena memang
benar bahwa Tuhan sangat mencintai hambaNya yang selalu beribadah dengan baik
kepadanya, sehingga ada anjuran untuk pintalah asamu setelah bersujud kepadaNya.
Pada sisi lain saya tidak
sependapat dengan larangan untuk berdoa di social media dan Tuhan tidak punya social media. Hal ini karena berdoa itu dapat dilakukan dimanapun saat kita
membutuhkannya kan? Dan menurut saya orang-orang yang (terkadang) berdoa
melalui social media, merasa akan
sedikit lebih lega setelah melakukannya. Apabila ada yang tidak sependapat, ya
jangan berhubungan dengan orang tersebut di social media. Se-simple itu.
Lalu pendapat yang mengatakan
bahwa Tuhan tidak mempunyai social media.
Secara harfiah benar. Tapi Tuhan itu kan Maha Segalanya dan yang pasti Maha
Tahu. Bahkan saat kita hanya berkata dalam hati, Dia dapat dengan mudah
mengetahuinya.
Intinya jangan terlalu men-judge seseorang berdasarkan berbagai post yang dia lakukan di social media-nya. Memang semua orang
punya masalah, tapi kan kita tidak pernah merasakan di posisi dia. Dan sekali
lagi, berdoa itu hak semua orang. Bukan ranah kita untuk menilai tata cara doa
itu benar atau salah. Dan sebenarnya bukan ranah saya untuk berkomentar atas pendapat orang lain yang tidak sejalan dengan pemikiran saya, kembali lagi ini hanya tulisan dari seseorang yang masih miskin ilmu.
No comments:
Post a Comment