2.07.2014

Doa dalam Social Media


Terlalu banyak yang berpendapat bahwa “Apabila kau ingin berucap asa pada Tuhan, lakukanlah setelah ibadah yang kau lakukan. Bukan melalui social media dimana semua orang dapat membacanya, karena toh Tuhan tidak punya social media.”

Entah mengapa saya tidak pernah setuju dengan pendapat ini secara utuh. Bahkan terkadang terlalu emosi dan berkomentar atas pendapat beberapa orang ini. Namun saya menyadari itu hak mereka masing-masing untuk mempunyai pendapat. Sama halnya dengan saya.

Sebenarnya  pendapat tersebut tidak sepenuh salah. Sekali lagi, ini hanya pandangan saya yang masih sangat miskin ilmu. Karena memang benar bahwa Tuhan sangat mencintai hambaNya yang selalu beribadah dengan baik kepadanya, sehingga ada anjuran untuk pintalah asamu setelah bersujud kepadaNya.
Pada sisi lain saya tidak sependapat dengan larangan untuk berdoa di social media dan Tuhan tidak punya social media. Hal ini karena berdoa itu dapat dilakukan dimanapun saat kita membutuhkannya kan? Dan menurut saya orang-orang yang (terkadang) berdoa melalui social media, merasa akan sedikit lebih lega setelah melakukannya. Apabila ada yang tidak sependapat, ya jangan berhubungan dengan orang tersebut di social media. Se-simple itu.

Lalu pendapat yang mengatakan bahwa Tuhan tidak mempunyai social media. Secara harfiah benar. Tapi Tuhan itu kan Maha Segalanya dan yang pasti Maha Tahu. Bahkan saat kita hanya berkata dalam hati, Dia dapat dengan mudah mengetahuinya.

Intinya jangan terlalu men-judge seseorang berdasarkan berbagai post yang dia lakukan di social media-nya. Memang semua orang punya masalah, tapi kan kita tidak pernah merasakan di posisi dia. Dan sekali lagi, berdoa itu hak semua orang. Bukan ranah kita untuk menilai tata cara doa itu benar atau salah. Dan sebenarnya bukan ranah saya untuk berkomentar atas pendapat orang lain yang tidak sejalan dengan pemikiran saya, kembali lagi ini hanya tulisan dari seseorang yang masih miskin ilmu.