10.29.2013

A Family is Where Your Heart is

Once I’ve been told by my bestfriend that I should become more independent. Not depend on someone to do anything, even on someone who are willing to listening to my life stories. Saat saya dapat masukan ini, saya mengiyakannya. Ga ada yang salah sama masukannya ini, karena sebelumnya saya cerita ke dia bahwa saya ngerasa hubungan dengan beberapa “daily people” saya tidak bisa se-intense dulu. Entah itu karena jarak yang memisahkan atau beberapa dari mereka yang sudah mempunyai lingkarannya masing-masing. Saat cerita itupun saya jadi merasa apakah masalahnya ada di saya yang ga bisa maintain hubungan pertemanan dengan mereka? Ya mungkin orang lain biasa ya makan sendirian, jalan kemana-kemana sendirian, atau nonton sendirian. Sayapun pernah melakukan hal-hal tersebut seorang diri, tapi ternyata tingkat kepuasannya lebih rendah daripada saat melakukannya bersama-sama.

Entah ini hanya pembenaran diri dari saya sendiri atau bukan, tapi saya merasa manusia pada dasarnya akan membutuhkan pihak lain. No one is able to live by him/her self. When someone state they don’t need anybody, they’re actually lied to their selves. Kenapa? Ya dia ga akan bisa ngasih statement itu klo ga ada yang ngurusin dia saat dia belum bisa apa-apa. Dan sayapun sangat menghargai pendapat yang berbeda dari apa yang saya yakini, sehingga coret-coretan saya ini hanya sebagai refleksi diri saya sendiri tanpa bermaksud menghakimi siapapun kecuali diri saya.

Sampai kapanpun saya tidak akan bisa melakukan hal-hal yang sangat kecil seorang diri, karena saya yakin apabila Dia tidak mengizinkannya, ya saat itu pula saya tidak akan bisa melakukannya. Dan sebagai manusia saya mempunyai kapasitas yang terbatas untuk menyimpan segala sesuatunya seorang diri, maka dari itu hampir setiap saat saya akan membutuhkanNya untuk sekedar melepas beban yang terlalu berat ataupun membagi rasa bahagia yang telah dihadiahkanNya. Being dependent somehow is a way to appreciate His gift. He sent us warm family and nice friends with whom we are able to share, right? :)

"A family is where your heart is"

25th Birthday

Before this joyful October fly away, I want to capture one of the best moments in this year. Yes, it’s my birthday. Turning into 25-year-old-man is kind of scary for me, it’s one forth century Guys. To be honest I always excited when first of October came, but only until 2009. It would be sound silly, but I want to live in 21 years old like forever.

There are too many things to be done and achieved when you’re getting older. But I thank to Almighty for giving me this infinite blessing. Hopefully it’s not only a year older, but a year better. And this year I’ve received a bouquet of good prayers, cakes, gifts, and greetings. You may call me a freak, but I make this list of receiving birthday greeting through:
  1. BBM : 65 Items
  2. Text: 2 Items
  3. Emails: 3 Items
  4. Twitter: 32 Items
  5. Facebook: 8 Items
  6. Whatsapp: 2 Items
  7. Line: 2 Items
  8. Phone Calls: 7 Items
  9. Office Internal E-Forum: 10 Items
  10. Video: 2 Items 
And also got:
  1. Direct greeting: Countless
  2. Good wishes and prayers: Countless
  3. Cakes: 3 Items
  4. Gifts: Priceless
What can I say except Alhamdulillah. I beg you dear Gusti Allah, may I always remember them who have sincere and kind heart. Last but not least, May Allah always bless you, my beloved ones.
Thanks, MK :)
Thanks, Gigi :)
Thanks dearest office-mates, you make my work-life easier as always ;)
#TerVickyWhatSoEver :P
Thanks, Nabris :)
Thanks, Kak Indah :)
Thanks, Vivi & Tata
Thanks, Mbak Arrie & Vilma
Thanks, Gigi & Maul :)

I am the happiest creature in this universe, Lord :)

10.28.2013

Sepatu Performed By Tulus

Judul lagunya eye-ear catching banget ga sih? Bagi saya iya. Sebenernya pertama kali tau penyanyi ini beberapa bulan yang lalu karena banyaknya teman-teman saya di timeline yang update status Now Listening to Tulus – Sewindu. Dari judul dan nama penyanyinya saya ga tertarik sama sekali, tapi kok ya makin banyak yang update status dengan lagu ini. Karena saya ini cenderung tipe mainstream tapi kamus musiknya masih di tahun 90an, jadi nyari tau lah siapa Tulus ini. Eits bukan dengan cara googling, tapi nanya ke Selly yang-hampir-tau-semua-hal-terupdate dan ga pernah bosen jawab pertanyaan-pertanyaan saya yang ga penting (Semoga emang beneran ga bosen sih). Ternyata emang penyanyi ini lagu-lagunya enak dan mulailah suka sama dua lagunya, Sewindu dan Teman Hidup.

Nah beberapa minggu lalu another friend of mine updated his status into “Now Listening to Sepatu – Tulus”. Akhirnya cobalah ikut ngedengerin dan lebih suka dari dua lagu sebelumnya. Sampe penasaran sama liriknya dan ternyata hampir sama analogi yang dipake sama coret-coretan saya yang ini. What a coincidence. Selamat menikmati.

Sepatu – Tulus

kita adalah sepasang sepatu
selalu bersama tak bisa bersatu
kita mati bagai tak berjiwa
bergerak karena kaki manusia

aku sang sepatu kanan
kamu sang sepatu kiri
ku senang bila diajak berlari kencang
tapi aku takut kamu kelelahan
ku tak masalah bila terkena hujan
tapi aku takut kamu kedinginan

kita sadar ingin bersama
tapi tak bisa apa-apa
terasa lengkap bila kita berdua
terasa sedih bila kita di rak berbeda
di dekatmu kotak bagai nirwana
tapi saling sentuh pun kita tak berdaya

Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan

Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya

Cinta memang banyak bentuknya
Mungkin tak semua bisa bersatu


Ini ada Unplugged Version Video-nya:

More than Just a Perfect Man

Seminggu ini rasanya badan mau remek, pulang kantor hampir selalu yang terakhir dan bahkan pas hari rabu kemarin pulang jam setengah 11 malem saat angkutan umum udah ga ada. Ya siapa yang nyuruh juga pulang jam segitu, tapi karena banyak hal yang masih saya harus pelajari, jadi mau ga mau pulang jam segitu. Ngerasa capek, pengen kabur, pantat panas, mata berair, dan ujung-ujungnya kangen rumah beserta orang-orang terkasih *ngeluh campur curhat*

Luckily me when comes to my lowest point, Allah always show His greatness. Berawal saat saya selesai melaksanakan kewajiban sebagai seorang hambaNya di siang hari. Setelah selesai mengikuti Imam berdoa, biasanya dilanjutkan dengan bersalam-salaman. Nah kebetulan orang di sebelah saya diciptakan lebih sempurna oleh Sang Pencipta. Saat saya mengajukan tangan kanan saya untuk berjabat tangan, dia menyambut dengan tangan kirinya sambil berujar “mohon maaf”. Ya, dia sangat hebat dapat melakukan segala sesuatunya hanya dengan tangan kirinya. Dan dia selalu mengucapkan maaf setiap ada yang mengajaknya berjabat tangan. Saat saya perhatikan, dia juga selalu menunduk dalam tiap langkah kakinya.

Beberapa hari setelahnya saya bertemu lagi dengan dia. Beruntungnya, saya kembali dapat melihat kesempurnaannya. Suatu hal yang sangat remeh temeh mungkin tapi itu menunjukkan kualitas diri seseorang. Jadi di dalam masjid yang saya datangi, ternyata ada beberapa daun kering yang tertiup angin sehingga masuk kedalamnya. Beberapa orang hanya melewati daun-daun tersebut (yang mungkin) dengan alasan terlalu sibuk dengan jadwal mereka di hari itu, begitupun dengan saya. Tapi apa yang dia lakukan, dia menyempatkan waktunya yang berharga untuk mengambil beberapa daun tersebut dan memasukkannya ke tempat sampah di luar masjid.

Source: http://aeridest.deviantart.com/art/Bila-dunia-kita-lumpuh-76151455

Sebenarnya bukanlah dia yang seharusnya berujar kata maaf setiap berjabat tangan dengan orang lain, tapi kita yang harusnya berujar maaf karena tidak pernah bersyukur atas kedua tangan ini yang dapat digunakan untuk berkarya.

Dan bukanlah dia yang seharusnya tertunduk malu saat bertemu dengan orang lain, tapi kita yang harusnya malu akan ketidakberdayaan diri untuk menolak ego kita masing-masing.

Pun bukanlah dia yang seharusnya selalu berada di shaf terbelakang karena merasa tidak sempurna, tapi ada baiknya kita yang berada di belakangnya untuk melihat kesempurnaannya.
 
Ya, he is more than just a perfect man.